BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Inderawati
(1999: 9) menyatakan, bahwa suatu pembelajaran pada umumnya akan lebih efektif
bila diselenggarakan melalui model-model pembelajaran yang termasuk rumpun
pemrosesan informasi. Hal ini dikarenakan model-model pemrosesan informasi
menekankan pada bagaimana seseorang berpikir dan bagaimana dampaknya terhadap
cara-cara mengolah informasi menurut Downey (1976) dan Joyce (1992: 107)
menyatakan:
“ The core of
good thingking is the ability to solve problem. The essence of problem solving
is the ability t learn in puzzling situation. Thus, in the school of
these particular dreams, learning how to learn pervades what is taught, how it
is tought, and the kind of place in which it is tought”.
Pernyataan di
atas menunjukkan bahwa inti dari berpikir yang baik adalah kemampuan untuk
memecahkan masalah. Dasar dari pemecahan masalah adalah kemampuan untuk belajar
dalam situasi proses berpikir. Dengan demikian hal ini dapat diimplementasikan
bahwa kepada siswa hendaknya diajarkan bagaimana belajar yang meliputi apa yang
diajarkan, bagaiamana hal itu diajarkan, jenis kondisi belajar, dan memperoleh
pandangan baru. Salah satu yang termasuk model pemrosesan informasi adalah
model pembelajaran inkuiri yang akan dijelaskan dalam makalah ini.
Wina Sanjaya
(2010:196) menerangkan bahwa strategi pembelajaran inkuiri tersebut berangkat
dari asumsi bahwa sejak manusia lahir ke dunia, manusia mempunyai dorongan
untuk menemukan sendiri pengetahuannya. Rasa ingin tahu tentang keadaan
alam disekelilingnya merupakan kodrat manusia sejak lahir ke dunia. Sejak
kecil manusia memiliki keinginan untuk mengenal segala sesuatu melalui indera
pengecap, pendengaran, pengelihatan, dan indera-indera lainnya. Hingga dewasa
keingintahuan manusia secara terus-menerus berkembang dengan menggunakan otak
dan pikirannya. Pengetahuan yang dimiliki manusia akan bermakna (mainingfull) manakala
didasi oleh keingintahuan itu. Dalam rangka itulah strategi inkuiri
dikembangkan.
Lebih lanjut
Wina Sanjaya (2010; 195) menyatakan bahwa Strategi pembelajaran inkuiri
ini menekankan kepada proses mencari dan menemukan. Materi pelajaran tidak
diberikan secara langsung. Peran siswa dalam strategi ini adalah mencari dan
menemukan sendiri materi pelajaran; sedangkan guru berperan sebagai fasilitator
dan pembimbing siswa untuk belajar.
Strategi
pembelajaran inkuiri banyak dipengaruhi oleh aliran belajar kognitif. Menurut
aliran ini belajar pada hakikatnya adalah proses mental dan proses berpikir
dengan memanfaatkan segala potensi yang dimiliki setiap individu secara
optimal. Belajar lebih dari sekedar proses menghafal dan menumpuk ilmu
pengetahuan, tetapi bagaimana ilmu pengetahuan yang diperolehnya bermakna untuk
siswa melalui keterampilan berpikir.
Gulo (2002)
menyatakan strategi inkuiri berarti sutu rangkaian kegiatan belajar yang
melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan
menyelidiki secara sistematis, kritis, logis, analitis, sehingga mereka dapat
merumuskan sendiri penemuannya dengan penuh percaya diri. Sasaran utama
kegiatan pembelajaran inkuiri adalah 1) keterlibatan siswa secara maksiamal
dalam proses kegiatan belajar; 2) keterarahan kegiatan secara logis dan
sistematis pada tujuan pembelajaran; dan 3) mengembangkan sikap percaya pada
diri siswa tentang apa yang ditemukan dalam proses inkuiri.
Pembelajaran
inkuiri dirancang untuk mengajak siswa secara langsung ke dalam proses ilmiah
dengan waktu yang relatif singkat. Hasil penelitian Schlenker, dalam Joyce dan
Weil (1992: 198), menunjukkan bahwa latihan inkuiri dapat meningkatkan
pemahaman sains, produktif dalam berpikir kreatif, dan siswa menjadi terampil
dalam memperoleh dan menganalisis informasi. Dewasa ini, tidak dapat dipungkiri
bahwa kesejahteraan masyarakat dan negara bergantung pada sumbangan kretif
dari masyarakat, untuk itu perlulah sikap dan perilaku kreatif dipupuk sejak
dini pada peserta didik yang kelak mampu menghasilkan pengetahuan baru, yang
salah satu caranya ialah dengan startegi pembelajaran inkuiri ini.
B. Rumusan Masalah
1.
Bagaimana prinsip dan konsep penggunaan SPI?
2.
Bagaiamana langkah – langkah SPI?
3.
Bagaimana strategi pembelajaran inkuiri
sosial?
4.
Apa saja keunggulan dan kelemahan SPI?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Konsep dan prinsip penggunaan SPI
1. Konsep dasar
Strategi pembelajaran inkuiri (SPI) adalah rangkaian kegiatan
pembelajaran yang menekankan pada proses berpikir secara kritis dan analitis
untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang
dipertanyakan. Proses berpikir sendiri biasanya dilakukan melalui tanya jawab antara
guru dan siswa.
Sejak kecil manusia memiliki keinginan untuk mengenal segala
sesuatu melalui indra pengecapan, pendengaran, pengelihatan, dan indra-indra
lainnya. Hingga dewasa keinginan itu terus berkembang dengan menggunakan otak
dan pikirannya. Pengetahuan yang dimiliki manusia akan bermakna (meaningfull)
manakala didasari oleh keingintahuan itu.
Tujuan utama dari SPI adalah menolong siswa untuk dapat
menembangkan disiplin intelektual dan ketrampilan berpikir dengan memberkan
pertanyaan dan mendapatkan jawaban atas dasar rasa ingin tahu mereka. Sasaran
utama kegiatan pembelajaran inkuiri adalah keterlibatan siswa secara maksimal
dalam proses kegiatan belajar, keterarahan kegiatan secara logis dan sistematis
pada tujuan pembelajaran dan mengembangkan sikap percaya pada diri siswa
tentang apa yang ditemukan dalam proses inkuiri.
Kondisi umum yang merupakan syarat timbulnya kegiatan inkuiri bagi
siswa adalah: Aspek sosial dikelas dan suasana terbuka yang mengundang siswa
berdiskusi, dan Inkuiri berfokus pada hipotesis dan
penggunaan fakta sebagai evidensi (informasi, fakta).
Beberapa ciri utama SPI adalah:
·
Menekankan
pada aktivitas siswa secara maksimal untuk mencari dan menemukan (siswa subyek
belajar), siswa berperan untuk menemukan sendiri inti materi pelajaran.
·
Seluruh
aktivitas yang dilakukan siswa diarahkan untuk mencari dan menemukan jawaban
sendiri dari sesuatu yang dipertanyakan, sehingga diharapkan dapat menumbuhkan
sikap percaya diri (self belief). SPI menekankan guru sebagai fasilitator dan motivator
belajar siswa.
Tujuan SPI adalah untuk mengembangkan kemampuan berpikir secara
sistematis, logis, dan kritis atau mengembangkan kemampuan intelektual sebagai
bagian dari proses mental.
Strategi pembelajaran inkuiri akan efektif manakala:
·
Guru
mengharapkan siswa dapat menemukan sendiri jawaban dari suatu permasalahan yang
ingin dipecahkan, yang terpenting adalah proses belajar.
·
Bahan
bukan berbentuk fakta atau konsep, tetapi kesimpulan yang memerlukan pembuktian.
·
Proses
pembelajaran berangkat dari rasa ingin tahu siswa terhadap sesuatu
·
Rata-rata
siswa mempunyai kemauan dan kemampuan berpikir .
·
Jumlah
siswa tidak terlalu banyak sehingga mudah dikendalikan.
·
Guru
memiliki waktu yang cukup untuk menggunakan pendekatan berpusat pada siswa.
2. Prinsip penggunaan SPI
Strategi
pembelajaran inkuiri merupakan strategi yang menekankan kepada pengembangan
intelektual anak. Menurut Piaget perkembangan mental (intelektual) dipengaruhi
oleh 4 faktor, yaitu maturation, physical experience, social experience, dan
equilibration.
Maturation atau
kematangan adalah proses perubahan fisiologis dan anatomis, yaitu proses
pertumbuhan fisik, yang meliputi pertumbuhan tubuh, otak, dan sistem saraf.
Physical experience
adalah tindakan-tindakan fisik yang dilakukan individu terhadap benda-benda
yang ada di lingkungan sekitarnya. Aksi atau tindakan fisik yang dilakukan
individu memungkinkan untuk dapat mengembangkan aktivitas/daya pikir yang
akhirnya ditransfer menjadi gagasan atau ide.
Social experience
adalah aktivitas dalam berhubungan dengan orang lain. Melalui pengalaman
sosial, akan menumbuhkan kesadaran bahwa
ada aturan lain disamping aturannya sendiri, sehingga anak dituntut untuk
mempertimbangkan atau mendengarkan pandangan orang lain. Terdapat dua aspek
dalam pengalaman sosial, yakni pengalaman sosial akan dapat mengembangkan
kemampuan berbahasa dan melalui pengalaman sosial anak akan mengurangi
egocentric-nya.
Equilibration adalah
proses penyesuaian antara pengetahuan yang sudah ada dengan pengetahuan baru
yang ditemukannya. Adakalanya anak dituntut memperbarui pengetahuan yang sudah
terbentuk setelah ia menemukan informasi baru yang tidak sesuai.
Atas dasar
faktor-faktor di atas, maka dalam strategi pembelajaran inkuiri terdapat
beberapa prinsip yang harus diperhatikan oleh setiap guru. Adapun
prinsip-prinsip tersebut sebagai berikut:
·
Berorientasi pada Pengembangan
Intelektual
Tujuan utama dari
strategi inkuiri adalah pengembangan kemampuan berpikir. Dengan demikian
strategi pembelajaran ini selain berorientasi kepada hasil belajar juga
berorientasi kepada proses belajar. Sehingga kriteria keberhasilan dari suatu
proses pembelajaran inkuiri ditentukan oleh sejauh mana siswa beraktivitas
mencari dan menemukan sesuatu. Makna dari “sesuatu” tersebut yaitu yang dapat
ditemukan, bukan sesuatu yang tidak pasti, oleh sebab itu setiap gagasan yang
dikembangkan adalah gagasan yang dapat ditemukan.
·
Prinsip Interaksi
Proses pembelajaran
pada dasarnya adalah proses interaksi, baik interaksi antara siswa maupun
interaksi siswa dengan guru, bahkan interaksi siswa dengan lingkungan.
Pembelajaran sebagai proses interaksi berarti menempatkan guru bukan sebagai
sumber belajar, tetapi sebagai pengatur lingkungan atau pengatur interaksi itu
sendiri. Guru perlu mengarahkan (directing) agar siswa bisa mengembangkan
kemampuan berpikirnya melalui interaksi mereka.
·
Prinsip Bertanya
Peran guru yang
harus dilakukan dalam menggunakan strategi pembelajaran inkuiri adalah sebagai
penanya. Sebab, kemampuan siswa untuk menjawab setiap pertanyaan pada dasarnya
sudah merupakan proses berpikir. Oleh karenanya berbagai jenis dan teknik
bertanya perlu dikuasai oleh setiap guru, apakah itu hanya sekedar untuk
meminta perhatian siswa, bertanya untuk melacak, bertanya untuk mengembangkan
kemampuan, atau bertanya untuk menguji.
·
Prinsip Belajar untuk Berpikir
Belajar bukan hanya
mengingat sejumlah fakta, akan tetapi belajar adalah suatu proses berpikir
(learning how to think), yakni proses mengembangkan potensi seluruh otak, baik
otak kiri maupun otak kanan, baik otak reptil, otak limbik, maupun otak
neokortek. Pembelajaran berpikir adalah pemanfaatan dan penggunaan otak secara
maksimal. Misalnya, belajar yang hanya cenderung memanfaatkan otak kiri,
biasanya akan memaksa anak untuk berpikir logis dan rasional yang akan membuat
anak dalam posisi “kering dan hampa”. Oleh karena itu, belajar berpikir logis
dan rasional perlu didukung oleh pergerakan otak kanan, misalnya dengan
memasukkan unsur-unsur yang dapat memengaruhi emosi, yaitu unsur-unsur estetika
melalui proses beajar yang menyenangkan dan menggairahkan.
·
Prinsip Keterbukaan
Belajar adalah suatu
proses mencoba berbagai kemungkinan. Oleh sebab itu, anak perlu diberikan
kebebasan untuk mencoba sesuai dengan perkembangan kemampuan logika dan
nalarnya. Pembelajaran yang bermakna adalah pembelajaran yang menyediakan
berbagai kemungkinan sebagai hipotesis yang harus dibuktikan kebenarannya.
Tugas guru adalah menyediakan ruang kepada siswa untuk mengembangkan hipotesis
dan secara terbuka membuktikan kebenaran hipotesis yang diajukannya.
B. Langkah – langkah SPI
Secara umum proses
pembelajaran dengan menggunakan SPI dapat mengikuti langkah-langkah sebagai
berikut:
1. Orientasi
Langkah orientasi
adalah langkah untuk membina suasana atau iklim pembelajaran yang responsif.
Pada langkah ini guru mengondisikan agar siswa siap melaksanakan proses
pembelajaran. Guru merangsang dan mengajak siswa untuk berfikir memecahkan
masalah. Langkah orientasi merupakan langkah yang sangat penting. Keberhasilan
SPI sangat tergantung pada kemauan siswa untuk beraktivitas menggunakan
kemampuannya dalam memecahkan masalah. Tanpa kemauan dan kemampuan itu tak
mungkin proses pembelajaran akan berjalan dengan lancar. Beberapa hal yang
dapat dilakukan dalam tahapan orientasi ini adalah:
·
Menjelaskan topik, tujuan, dan hasil
belajar yang diharapkan dapat dicapai oleh siswa.
·
Menjelaskan pokok-pokok kegiatan yang
harus dilakukan oleh siswa untuk mencapai tujuan. Pada tahap ini dijelaskan
langkah-langkah inkuiri serta tujuan setiap langkah, mulai dari langkah merumuskan
masalah sampai dengan merumuskan kesimpulan.
·
Menjelaskan pentingnya topik dan kegiatan
belajar. Hal ini dilakukan dalam rangka memberikan motivasi belajar siswa.
2. Merumuskan Masalah
Merumuskan masalah
merupakan langkah membawa siswa pada suatu persoalan yang mengandung teka-teki.
Persoalan yang disajikan adalah persoalan yang menantang siswa untuk berpikir
memecahkan teka-teki itu. Dikatakan teka-teki dalam rumusan masalah yang ingin
dikaji disebabkan masalah itu tentu ada jawabannya, dan siswa didorong untuk
mencari jawaban yang tepat. Proses mencari jawaban itulah yang sangat penting
dalam strategi inkuiri, oleh sebab itu
melalui proses tersebut siswa akan memperoleh pengalaman yang sangat berharga
sebagai upaya mengembangkan mental melalui proses berfikir. Dengan demikian,
teka-teki yang menjadi masalah dalam berinkuiri adalah teka-teki yang
mengandung konsep yang jelas yang harus dicari dan ditemukan. Ini penting dalam
pembelajaran inkuiri. Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam merumuskan
masalah, di antaranya:
·
Masalah hendaknya dirumuskan sendiri oleh
siswa. Siswa akan memiliki motivasi belajar yang tinggi manakala dilibatkan
dalam merumuskan masalah yang hendak dikaji. Dengan demikian, guru sebaiknya
tidak merumuskan sendiri masalah pembelajaran, guru hanya memberikan topik yang
akan dipelajari, sedangkan bagaimana rumusan masalah yang sesuai dengan topik
yang telah ditentukan sebaiknya diserahkan kepada siswa.
·
Masalah yang dikaji adalah masalah yang
mengandung teka-teki yang jawabannya pasti. Artinya, guru perlu mendorong agar
siswa dapat merumuskan masalah yang menurut guru jawabannya sudah ada, tinggal
siswa mencari dan mendapatkan jawabannya secara pasti.
·
Konsep-konsep dalam masalah adalah
konsep-konsep yang sudah diketahui terlebih dahulu oleh siswa. Artinya, sebelum
masalah itu dikaji lebih jauh melalui proses inkuiri, guru perlu yakin terlebih
dahulu bahwa siswa sudah memiliki pemahaman tentang konsep-konsep yang ada
dalam rumusan masalah. Jangan harapkan siswa dapat melakukan tahapan inkuiri
selanjutnya, manakala ia belum paham konsep-konsep yang terkandung dalam
rumusan masalah.
3. Merumuskan Hipotesis
Hipotesis adalah
jawaban sementara dari suatu permasalahan yang sedang dikaji. Sebagai jawaban
sementara, hipotesis perlu diuji kebenarannya. Kemampuan atau potensi individu
untuk berfikir pada dasarnya sudah dimiliki sejak individu itu lahir. Potensi
berfikir itu dimulai dari kemampuan setiap individu untuk menebak atau
mengira-ira (berhipotesis) dari suatu permasalahan. Manakala individu dapat
membuktikan tebakan, maka ia akan sampai pada posisi yang bisa mendorong untuk
berpikir lebih lanjut. Oleh sebab itu, potensi untuk mengembangkan kemampuan
menebak pada setiap individu harus dibina. Salah satu cara yang dapat dilakukan
guru untuk mengembangkan kemampuan menebak (berhipotesis) pada setiap anak
adalah dengan mengajukan berbagai pertanyaan yang dapat mendorong siswa untuk
dapat merumuskan jawaban sementara atau dapat merumuskan berbagai perkiraan
kemungkinan jawaban dari suatu permasalahan yang dikaji.
4. Mengumpulkan Data
Mengumpulkan data
adalah aktifitas menjaring informasi yang dibutuhkan untuk menguji hipotesis
yang diajukan. Dalam pembelajaran inkuiri, mengumpulkan data merupakan proses
mental yang sangat penting dalam pengembangan intelektual. Proses pemgumpulan
data bukan hanya memerlukan motivasi yang kuat dalam belajar, akan tetapi juga
membutuhkan ketekunan dan kemampuan menggunakan potensi berpikirnya.
5. Menguji Hipotesis
Menguji hipotesis
adalah menentukan jawaban yang dianggap diterima sesuai dengan data atau
informasi yang diperoleh berdasarkan pengumpulan data. Menguji hipotesis juga
berarti mengembangkan kemampuan berpikir rasional. Artinya, kebenaran jawaban
yang diberikan bukan hanya berdasarkan argumentasi, akan tetapi harus didukung
oleh data yang ditemukan dan dapat dipertanggungjawabkan.
6. Merumuskan
Kesimpulan
Merumuskan
kesimpulan adalah proses mendeskripsikan temuan yang diperoleh berdasarkan
hasil pengujian hipotesis. Untuk mencapai kesimpulan yang akurat sebaiknya guru
mampu menunjukkan pada siswa data mana yang relevan.
C. Strategi pembelajaran inkuiri sosial
Pada awalnya
strategi pembelajaran inkuiri banyak diterapkan dalam ilmu alam. Namun para
ahli pendidikan ilmu sosial mengadopsi strategi inkuiri yang kemudian dinamakan
inkuiri sosial. Hal ini didasarkan pada asumsi pentingnya pembelajaran IPS pada
masyarakat yang semakin cepat berubah, seperti yang dikemukakan oleh Robert A.
Wilkinds dalam Wina Sanjaya (2006: 205) yang menyatakan bahwa dalam
kehidupan masyarakat yang terus menerus mengalami perubaha, pengajaran IPS
harus menekankan kepada pengembangan berpikir. Terjadinya ledakan pengetahuan
menuntut perubahan pola mengajar dari yang hanya sekedar mengingat fakta yang
biasanya dilakukan melalui strategi pembelajaran dengan metode kuliah (lecture)
atau dengan metode latihan (drill) dalam pola tradisional, menjadi pengembangan
kemampuan berpikir kritis. Strategi pembelajaran yang dapat mengembangkan
kemampuan berpikir itu adalah strategi inkuiri sosial.
Menurut Bruce
Joyce dalam Wina Sanjaya (2006 : 205) inkuiri sosial merupakan strategi
pembelajaran dari kelompok sosial
subkelompok konsep masyarakat. Subkelompok ini didasarkan pada asumsi bahwa
metode pendidikan bertujuan untuk mengembangkan anggota masyarakat ideal yang
dapat hidup dan dapat mempertinggi kualitas kehidupan masyarakat. Oleh karena
itulah siswa harus diberi pengalaman yang memadai bagaimana caranya memecahkan
persoalan yang muncul di masyarakat. Melalui pengalaman itulah setiap individu
akan dapat membangun pengetahuan yang berguna bagi diri dan masyarakatnya.
Inkuiri sosial dapat
dipandang sebagai suatu strategi pembelajaran yang berorientasi kepada
pengalaman siswa. Menurut Joyce, lebih dari satu abad istilah inkuiri
mengandung makna sebagai salah satu usaha ke arah pembaharuan pendidikan. Namun
demikian, istilah inkuiri sering digunakan dalam bermacam-macam arti. Ada yang
menggunakannya berhubungan dengan strategi mengajar yang berpusat pada siswa,
ada juga yang menghubungkan istilah inkuiri dengan mengembangkan kemampuan
siswa untuk menemukan dan merefleksikan sifat-sifat kehidupan sosial, terutama
untuk melatih siswa agar hidup mandiri dalam masyarakatnya.
Selanjutnya ada tiga
karekteristik pengembangan strategi inkuiri social, yaitu:
·
Adanya aspek
(masalah) sosial dalam kelas yang dianggap penting dan dapat mendorong
terciptanya diskusi kelas.
·
Adanya rumusan
hipitesis sebagai fokus untuk inkuiri.
·
Penggunaan fakta
sebagai pengujian hipotesis.
D. Keunggulan dan kelemahan SPI
1. Keunggulan SPI
Metode pembelajaran inkuiri merupakan strategi belajar
yang banyak dianjurkan karena strategi ini memiliki beberapa keunggulan
diantaranya:
·
Strategi pembelajaran
inquiry merupakan
strategi pembelajaran yang menekankan kepada pengembangan aspek kognitif,
afektif dan psikomotorik secara seimbang, sehingga pembelajaran melalui
strategi ini dianggap lebih bermakna.
·
Dapat memberikan ruang kepada siswa untuk belajar sesuai
dengan gaya belajar mereka.
·
Strategi pembelajaran inquiry merupakan strategi yang
dianggap sesuai dengan perkembangan psikologi belajar modern yang menganggap
belajar adalah proses perubahan tingkah laku berkat adanya pengalaman.
·
Keuntungan lain adalah strategi pembelajaran ini dapat
melayani kebutuhan siswa yang memiliki kemampuan di atas rata-rata, artinya
siswa yang memiliki kemampuan belajar baik tidak akan terhambat oleh siswa yang
lemah dalam belajar.
Adapun
keuntungan penggunaan strategi pembelajaran inkuiri menurut slameto,
diantaranya sebagai berikut:
·
Siswa menjadi lebih aktif.
·
Dapat meningkatkan kemampuan intelektual siswa.
·
Meningkatkan kadar penghayatan kadar
penghayatan cara berfikir dan cara hidup yang tepat dalam berbagai situasi
nyata.
Adapun
keuntungan penggunaan strategi pembelajaran inkuiri menurut Isjoni, diantaranya
sebagai berikut:
·
Dapat membentuk dan mengembangkan “self
consept” pada diri siswa, sehingga siswa dapat mengerti tentang konsep
dasar dan ide-ide lebih baik.
·
Membantu dalam menggunakan ingatan dan transfer
pada situasi proses belajar yang baru.
·
Mendorong siswa berfikiran dan bekerja atas
inisiatif sendiri, bersifat objektif jujur, dan terbuka.
·
Mendorong siswa untuk berpikir intuitif dan
merumuskan hipotesisnya sendiri.
·
Memberi kepuasan bersifat intristik.
·
Proses belajar menjadi lebih merangsang.
·
Memberi kebebasan siswa untuk berpikir sendiri.
·
Guru dapat menghindari siswa dari cara-cara
belajar yang tradisional.
·
Dapat memberikan waktu pada siswa secukupnya
sehingga mereka dapat mengasismilasi dan mengakomodasi informasi.
2. Kelemahan SPI
Disamping memiliki keunggulan, strategi pembelajaran
inquiry juga mempunyai kelemahan, di antaranya yaitu:
·
Jika strategi pembelajaran inquiry sebagai strategi
pembelajaran, maka akan sulit terkontrol kegiatan dan keberhasilan siswa.
·
Strategi ini sulit dalam merencanakan pembelajaran karena
terbentuk dengan kebiasaan siswa dalam beljar.
·
Kadang-kadang dalam mengimplementasikannya, memerlukan waktu
yang panjang sehingga sering guru sulit menyesuaikannya dengan waktu yang telah
ditentukan.
·
Selama kriteria keberhasilan belajar ditentukan oleh
kemampuan siswa menguasai materi pelajaran, maka strategi pembelajaran inquiry
akan sulit diimplementasikan oleh setiap guru.
·
Sulit mengontrol kegiatan dan
keberhasilan siswa
·
Sulit dalam merencanakan pembelajaran
karena terbentur kebiasaan dalam belajar siswa.
·
Kadang perlu waktu yang panjang sulit
dilakukan.
·
Selama kriteria keberhasilan ditentukan dengan penguasaan materi.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Inkuiri adalah
model pembelajaran yang dikembangkan oleh seorang tokoh yang bernama Schuman.
Schuman meyakini bahwa anak-anak merupakan individu yang penuh dengan rasa
ingin tahu akan segala sesuatu
Ada beberapa
hal yang menjadi ciri utama strategi pembelajaran inkuiri. Wina Sanjaya
membaginya menjadi tiga ciri utama, yakni: Srategi inkuiri menekankan pada
aktivitas siswa secara maksimal untuk mencari dan menemukan, Seluruh aktivitas
yang dilakukan siswa diarahkan untuk mencari dan menemukan jawaban sendiri dari
sesuatu yang dipertanyakan, dan tujuan dari penggunaan strategi pembelajaran
inkuiri adalah mengembangkan kemampuan berpikir secara sistematis, logis dan
kritis, atau mengembangkan kemampuan intelektual sebagai bagian dari proses
mental
Wina Sanjaya
menyatakan bahwa tujuan utama pembelajaran menggunakan strategi inkuiri adalah
menolong siswa untuk dapat mengembangkan disiplin intelektual dan keterampilan
berpikir dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan dan mendapatkan jawaban atas
dasar rasa ingin tahu mereka.
Dalam strategi
pembelajran inkuiri terdapat terdapat beberapa prinsip yang harus diperhatikan
oleh setiap guru. Adapun prinsip-prinsip tersebut meliputi: prinsip
berorientasi pada pengembangan intelektual, prinsip interaksi, prinsip
bertanya, prinsip belajar untuk berpikir, prinsip keterbukaan.
Secara umum
proses pembelajaran dengan menggunakan strategi pembelajaran inkuiri dapat
mengikuti langkah-langkah sebagai berikut yakni: orientasi, merumuskan masalah,
mengajukan hipotesis, mengumpulkan data, menguji hipotesis, merumuskan
kesimpulan.
B. Saran
Demikian yang dapat kami paparkan mengenai
materi tentang Strategi Pembelajaran Inkuiri, tentunya masih banyak
kekurangan dan kelemahannya kerena terbatasnya pengetahuan dan kurangnya
rujukan atau referensi yang ada hubungannya dengan judul makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA
Hamzah B. Uno,
2008. Model Pembelajaran Menciptakan Proses Belajar Mengajar yang Efektif dan
Dinamis. Jakarata: Bumi aksara
Trianto, 2007.
Model-model Pembelajaran inovatif berorientasi konstruktivis. Jakarta: Prestasi
Pustaka Publisher.
Wina, Sanjaya,
2010. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana.
Isjoni, dkk,
2007. Pembelajaran Visioner: Perpaduan Indonesia-Malaysia. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
Slameto, 1991.
Proses Belajar Mengajar Dalam sistem Kredit Semester SKS. Jakarta: Bumi Aksara,
Hamruni. (2012).
Strategi Pembelajaran. Yogyakarta: Insan Madani.
Sanjaya, W. (2014).
Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana.
Komentar
Posting Komentar